Latest News

Oleh-oleh Khas Kalimantan Selatan

Selain anugrah alam yang begitu mempesona, Provinsi Kalimantan Selatan juga memiliki potensi budaya yang sangat layak untuk di eksplor lebih jauh. Budaya Banjar sebagai identitas Suku Banjar selalu identik dengan budaya perairan khususnya perairan darat, hal ini dikarenakan wilayah perairan darat yang mendominasi sebagian besar wilayah Provinsi Kalimantan Selatan. Pesona  Budaya Banjar inilah magnet bagi pariwisata di Kalimantan Selatan dan Kota Banjarmasin khususnya!

Bagi penikmat wisata, ikon pariwisata seperti pasar terapung, kerbau rawa, itik alabio, soto banjar, dan tentunya kota Intan Martapura pasti sudah akrab di telinga. Sedangkan untuk souvenir atau oleh-oleh khas Kalimantan Selatan? Jangan kuatir! Kota Banjarmasin sebagai "etalase" Bumi Banjar, Kalimantan Selatan mempunyai oleh-oleh khas yang betul-betul khas Kalimantan Selatan, di antaranya:


1. Batuan Mulia



Kota Martapura, ibu kota Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan selain dikenal sebagai serambi Makkah-nya Kalimantan, juga dikenal sebagai "kota intan". Kota Martapura inilah 'surga-nya' pecinta batu mulia. Hampir semua jenis batu mulia bisa ditemukan di sini!. Dari harga ribuan sampai milyaran rupiah, semua ada di sini.

Pusat konsentrasi jual-beli batu mulia letaknya tepat di tengah kota, yaitu di pertokoan Cahaya Bumi Shalawat (CBS). Selain lokasinya yang strategis, karakter proses jual beli batu mulia disini layaknya pasar tradisional, sehingga proses interaksi antara penjual dan pembeli lebih intens, dekat, dan akrab.

Jadi kalau anda berkunjung ke sini jangan heran kalau tempat ini tidak pernah sepi dari pengunjung, baik wisatawan lokal, interlokal, maupun mancanegara.

2. Kain Sasirangan



Kain sasirangan adalah kain khas suku Banjar di Kalimantan selatan. Nama "Sasirangan" sebenarnya adalah kata kerja, yaitu mengadopsi dari proses pembuatannya. "Sa" yang berarti "satu" dan "sirang" yang berarti "jelujur/lajur". Secara harfiah sasirangan bisa diartikan sebagai proses pen-jelujur/lajur-an yang di simpul/diikat dengan benang atau tali lainnya kemudian di celup untuk pewarnaannya.

Sasirangan setidaknya mengenal 19 motif, di antaranya sarigading, ombak sinapur karang (ombak menerjang batu karang), hiris pudak (irisan daun pudak), bayam raja (daun bayam), kambang kacang (bunga kacang panjang), naga balimbur (ular naga), daun jeruju (daun tanaman jeruju), bintang bahambur (bintang bertaburan di langit), kulat karikit (jamur kecil), gigi haruan (gigi ikan gabus), turun dayang(garis-garis), kangkung kaombakan (daun kangkung), dan jajumputan (jumputan). Selain itu ada pula kambang tampuk manggis (bunga buah manggis), dara manginang (remaja makan daun sirih), putri manangis (putrid menangis), kambang cengkeh (bunga cengkeh), awan beriring (awan sedang diterpa angin), dan benawati (warna pelangi).

Menurut sejarahnya, masing-masing motif kain sasirangan mempunyai fungsi yang berbeda-beda dalam ritual upacara adat suku banjar, ada yang khusus untuk pengobatan orang sakit (ghaib), laung (ikat kepala adat Banjar), Kakamban (serudung), udat (kemben), babat (ikat pinggang), tapih bahalai (sarung/jarik untuk perempuan), dan lain sebagainya.

Seiring ke-khasan kain Sasirangan yang "menjual", peruntukan kain sasirangan tidak hanya sebagai bagian dari ritual adat suku Banjar saja, tapi sudah melebar dan meluas melampaui batas-batas sakral sebagaimana fungsi awalnya. Sekarang, ditangan pejuang-pejuang kreatif, (tanpa berusaha mengubah fungsi utamanya), kain kebanggan masyarakat Kalimantan Selatan ini telah menjelma menjadi berbagai produk seni yang menakjubkan, bahkan sudah siap untuk go internasional!

3. Amplang



Kalimantan Selatan mempunyai camilan sejenis kerupuk yang dikenal dengan sebutan "Amplang". Awalnya, bahan baku utama pembuatan Amplang adalah ikan pipih (Notopterus chitala H.B.) yaitu sejenis ikan air tawar yang habitat alamnya adalah sungai dan rawa. Tapi seiring dengan semakin langkanya ikan pipih, perajin amplang memilih ikan tenggiri atau ikan gabus untuk dijadikan bahan baku utamanya dikombinasikan dengan berbagai rempah dan bumbu khas resep turun temurun!

Dengan tekstur olahan yang renyah dan lembut, plus aroma dan rasa ikan yang menggoda, hhmm….maknyuus! Dijamin bikin Anda ketagihan! Sentra pembuatan amplang paling terkenal adalah di daerah Kabupaten Kotabaru, tapi sekarang seiring perkembangan pariwisata di seluruh wilayah Kalimantan Selatan yang begitu pesat menjadikan sentra industri amplang mulai meluas dan berkembang di berbagai daerah di Kalimantan Selatan.

4. Rabuk Ikan

 

Membeli makanan khas Banjarmasin untuk oleh-oleh, kenapa tidak? Salah satu ide oleh-oleh berupa makanan adalah rabuk ikan. Rabuk adalah sebutan masyarakat Banjarmasin untuk mendeskripsikan abon. Nah, rabuk ini terbuat dari ikan haruan (ikan gabus) atau ikan tengiri.

Anda bisa memperoleh rabuk ikan ini di toko yang menjual oleh-oleh khas Banjarmasin. Soal harga, rabuk ikan ini terbilang cukup terjangkau. Hanya dengan 30 – 50 ribu rupiah saja, Anda bisa membeli sekantung rabuk ikan yang gurih dan lezat ini.

 

5. Panting



Panting adalah alat musik petik khas Kalimantan Selatan yang bentuk dasarnya mirip gambus Arab dengan ukuran yang lebih kecil, tapi mempunyai hiasan dengan ornament ukiran dan painting khas Kalimantan Selatan di beberapa bagian. Seperti ukiran kepala naga di bagian kepala Panting dan ornament khas suku Banjar di bagian lambung.    Kata "Panting" berarti petik, mengadopsi dari cara memainkannya yakni, membunyikan senar dengan teknik petikan/sentilan. Awalnya, "Panting" hanya memiliki tiga buah tali atau dawai, dimana masing-masing mempunyai fungsi masing-masing. Tali pertama disebut pangalik. Yaitu tali yang dibunyikan untuk penyisip nyanyian atau melodi. Tali kedua, disebut panggundah atau pangguda yang digunakan sebagai penyusun lagu atau paningkah. Sedang tali ketiga disebut agur yang berfungsi sebagai bass.

Tali "Panting" pada masa lalu dibuat dari haduk hanau (ijuk), serat nenas, serat kulit kayu bikat, benang mesin, atau benang sinali. Tapi sekarang benang nilon dan kawat/string (dengan empat bentangan pada badan "Panting") tampak lebih banyak digunakan karena lebih mudah didapatkan dan bunyinya yang jauh lebih merdu.

Seiring semakin kreatif dan variatifnya ornament penghias yang melekat di badan panting, fungsi panting sekarang tidak hanya  untuk dinikmati alunan nada-nadanya saja, tapi juga cocok untuk benda seni pajangan penghias ruangan.

6. Miniatur rumah adat banjar



Suku Banjar mempunyai beberapa jenis rumah adat yang sangat khas di antaranya bubungan tinggi, gajah baliku, palimasan, balai bini, tadah alas, gajah manyusu, balai laki, palimbangan, cacak burung, lanting, joglo gudang, dan joglo bangun gudang. Untuk souvenir miniatur rumah adat banjar, sesuai dengan aslinya bahan baku utamanya adalah kayu. Hanya saja, jenis kayu yang di digunakan adalah kayu agatis, bukan kayu ulin/kayu besi seperti bahan kayu rumah aslinya. Saat ini, miniatur rumah adat Banjar asli Banjarmasin ini menjadi buruan kolektor, baik dari dalam negeri maupun luar negeri.

7. Ikan Seluang

 

Masyarakat Jawa mengenal ikan seluang dengan nama ikan wader. Di beberapa toko oleh-oleh yang ada di Banjarmasin, ikan seluang dijual sebagai cemilan yang cocok untuk dijadikan buah tangan. Ikan seluang ini diolah dengan cara digoreng.

Sebelum digoreng, ikan akan dibalut dengan tepung terlebih dahulu. Kemudian, ikan akan dikemas dengan higienis agar tetap renyah dan gurih meskipun sudah berhari-hari. Ikan seluang goreng tepung ini adalah makanan khas Banjarmasin yang bisa dinikmati sebagai cemilan atau disantap bersama nasi putih.

8. Dodol Kandangan


Tak hanya Garut yang memiliki dodol dengan rasa yang khas. Banjarmasin juga memiliki panganan serupa bernama Dodol Kandangan. Makanan yang terbuat dari beras ketan dan gula aren ini menjadi buruan bagi para wisatawan yang berkunjung ke Banjarmasin.

Dodol durian adalah varian dodol yang paling banyak diminati oleh pembeli. Rasa durian yang legit dan manis akan terasa sangat nikmat ketika berada di dalam mulut. Penasaran bagaimana rasa Dodol Kandangan ini? Beli saja untuk dinikmati sendiri atau dijadikan oleh-oleh.

0 Response to "Oleh-oleh Khas Kalimantan Selatan"